Langsung ke konten utama

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...

Ibarat Pasal 2 yang Kembali ke Pasal 1 (Bersabarlah dalam menasihati)


Tulisan ini bukan tentang hukum perundang-undangan. Judulnya saja sudah terlihat kata “ibarat”. Masih ingat dengan pasal-pasalan ketika Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMP atau SMA beserta aturan dan atribut yang kebanyakan kurang nilai pendidikannya? Tulisan ini tentang adab saling menasihati sesama muslim. Adab ini seperti pasal 1 dan pasal 2 pada aturan MOS. Bedanya, kalau pasal di aturan MOS itu membuat jengkel, pasal-pasal dalam adab menasihati sungguh menenangkan.

Beberapa orang beranggapan bahwa jika ingin menasihati maka pemberi nasihat harus menjadi yang sempurna. Nyatanya, tidak ada makhluk yang sempurna. Jadi, kita tidak boleh menasihati? Berilah nasihat ketika kita melihat saudara seiman kita akan jatuh ke dalam suatu keburukan. Ibaratnya kalau dalam hukum di Indonesia, saat kita melihat seseorang akan melakukan kejahatan dan kita membiarkan saja, maka kita termasuk membiarkan seseorang melakukan tindakan melawan hukum. Tentu saja kita juga bisa dihukum. Kalau dalam hukum dunia saja seperti itu, bagaimana dalam Islam? Ibnu Ustaimin rahimahullah mengatakan bahwa nasihat untuk muslim bisa berupa nasihat untuk beribadah kepada Allah, memerintahkan yang ma’ruf, melarang perbuatan munkar, atau berbuat baik.

Menasihati merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Bukan hanya menasihati orang lain, tetapi juga yang terpenting menasihati diri sendiri. Sudah seberapa istiqomahnya diri ini menegakkan hal-hal yang Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan? Bila kita saja masih pongah dan terus belajar, maka jangan berharap orang lain bisa berubah drastis menjadi lebih baik dengan nasihat yang kita berikan. Berikut ini 5 hal yang menjadi adab dalam memberi nasihat:
  1. Niat yang benar
  2. Memberikan nasihat kepada seorang muslim walaupun tidak diminta
  3. Mencari cara terbaik dalam menyampaikan nasihat
  4. Memberi nasihat secara umum dalam urusan agama dan dunia
  5. Merahasiakan nasihat (diam-diam, tidak dihadapan orang lain)1
     
Catatan yang harus selalu kita ingat, kita bukanlah Allah Ta'ala yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Pasal 1: Hindari berdebat dalam menasihati, apalagi dengan orang yang tidak mengetahui ilmunya, beritahu yang seharusnya dengan cara yang baik. Pasal 2: Bersabarlah dalam menasihati. Jadi, bila ada hal yang "harus diperbaiki", lihat pasal 1. Apabila sudah dilaksanakan dan belum ada perubahan maka lihat pasal 2. Jika pasal 2 sudah dijalankan dan belum ada perubahan? Lihat pasal 1, resapi pasal 2, kembali ke pasal 1, laksanakan pasal 2.

Bila kita merasa lelah ketika nasihat tak kunjung mengubah keadaan sekitar kita, maka cek kembali ibadah kita, mungkin shalat sunnah ada yang terabaikan, shalat wajib masih mengulur waktu, atau doa yang kurang khusyu. Ingatlah bagaimana Rasulullah shallallahu 'alalihi wa sallam dengan sabarnya menyebarkan ajaran agama Islam dahulu? Hal yang kita rasakan ini tentulah jauh dari yang Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam  rasakan. Kebaikan mungkin tidak langsung menuai hasil, sama seperti keburukan yang mungkin juga tak langsung menuai hasil. Hasil dari kebaikan hari ini mungkin baru kita tuai nikmatnya beberapa hari, minggu, bulan, tahun kemudian, atau mungkin baru menuai hasil ketika kita telah meninggal. Jadi, jangan bersedih jika kita termasuk orang-orang yang beriman. Jangan lelah berdoa terutama di waktu-waktu doa tak dapat tertolak. Ini merupakan opini pribadi ditambah sedikit ilmu dan hal yang telah saya rasakan. Semoga menjadi hikmah untuk saya dan yang membaca blog ini. Mohon maaf jika ada kesalahan.

Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran” (H.R. Ahmad 1/307, shahih)

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Cibubur Naik Apa?

Cibubur, salah satu daerah yang dapat di Jakarta yang mempunyai daya tarik. Sepanjang Jalan Alternatif Cibubur saja pintu masuk perumahan mewah sudah berbaris rapi di kanan dan kiri jalan, contohnya: Cibubur Residence, Raffles Hills, Mahogany, Puri Sriwedari, Kota Wisata, dan Legenda Wisata. Banyaknya perumahan yang menjamur di sana juga membuat sarana vital lainnya mulai bermunculan. Sarana vital tersebut antara lain sekolah milik swasta, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran berbagai macam rasa dan harga, serta sarana rekreasi seperti Taman Buah Mekarsari yang memang sudah ada sebelumnya dan water park atau kolam renang besar. Sarana tersebut dibuat tidak lain untuk memanjakan para penghuni perumahan tersebut serta warga Jakarta, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya. Setidaknya mereka tak perlu ke pusat Jakarta untuk sekadar menikmati liburan.                 Banyaknya sarana vital yang berada di Ci...

Permainan Kecil Materi Bahasa Indonesia

Belajar materi bahasa Indonesia sering kali membuat mata siswa meredup voltnya. Satu faktornya yaitu materi yang berupa hafalan dan banyak istilah aneh di dalamnya. Saya selaku guru bahasa Indonesia masih berusaha untuk membuat penyajian materi tidak membosankan. Beberapa permainan ringan tercipta secara spontan yang tentu saja atas izin Allah. Permainan yang pernah dicoba yakni Tebak Kata (mirip hang man , tetapi tidak ada gambar orang yang digantung karena menurut saya terlalu kejam), Tangga Berbaris (mirip ul*r tangga, tetapi saya agak bermasalah dengan hewan melata itu maka saya ganti namanya), dan yang saat ini masih saya gunakan yaitu Cari Kata. Permainan kecil berkaitan bahasa Indonesia diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Bila kita telah mengetahui tentang permainan Tebak Kata, saya akan menunjukkan penampakan permainan Tangga Berbaris. Namun, untuk permainan ini saya baru mencoba untuk materi prinsip dasar Islam. Hal ini karena cukup banyaknya var...

Ketika Kami Menantinya (Edisi Kabay)

Sudah lama tidak menulis lagi di blog. Kehidupan baru sebagai seorang istri membuat saya (agak) malas buka laptop. Bukan karena ada Farm Heroes di hp suami, melainkan segabreknya aktivitas lala lili yang harus dilakukan. Kalau sudah agak lelah ya jadi boboable alias gampang tidur. Pernikahan tanggal 6 September 2015 dihadiri oleh banyak teman dan tetangga. Alhamdulillah berjalan lancar. Hal yang paling menyenangkan dari pernikahan saat itu adalah hadirnya doa-doa dari orang-orang shalih dan shalihah yang in syaa Allah tulus diucapkan sehingga membawa berkah pada pernikahan kami. Sehari setelah pernikahan dengan berkemas seadanya, saya, ibu saya, suami beserta keluarganya bergegas berangkat ke Semarang dengan jalur udara via CGK. Perjalanan satu jam saya bersama ibu saya dan ibu mertua seru sekali. Dulu naik pesawat cuma bersama ibu, sekarang sudah ada ibu mertua. Sementara itu, suami, adik-adik, dan bapak, kerabat dengan total kami semua  7 orang duduk berpencar (padahal check...