Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yuk kita cari solusiny

Bagai Debu yang Beterbangan

Manusia dalam hidupnya tak mungkin berdiam diri pada tiap harinya. Selalu ada perbuatan baik ataupun buruk yang dilakukan. Beberapa orang menyangsikan kalau perilaku yang baik menurut Allah belum tentu baik pula di mata manusia. Ada yang memilih untuk mementingkan manusia, padahal kepada Allah-lah tempat kembali semua manusia. Setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tentu berharap dapat bermanfaat bagi orang lain. Terkadang hal besar yang telah dilakukan tertutup oleh kesalahan kecil. Ibarat pepatah gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan manusia lainnya pastilah menjadi makhluk yang menyedihkan karena sesungguhnya manusia tidak mungkin membahagiakan semua orang.  Kesedihan memuncak tatkala pengorbanan yang telah dilakukan ternyata tak dianggap oleh orang lain bahkan selalu kekurangan dan kesalahan yang diungkit-ungkit. Ibarat pepatah “panas setahun dihapus hujan sehari”. Hal tersebut tentu akan membuat manusia menjadi kecewa dan

Lenteraku Mulai Redup

Manusia bukanlah malaikat yang keimanannya tetap. Bertambah dan berkurangnya iman manusia adalah hal yang wajar. Keimanan merupakan lentera bagi hidup manusia yang akan membawa kehidupan manusia tersebut berujung di mana. Namun, berhati-hatilah dengan lentera yang mulai redup. Gejala lentera yang mulai redup: Terjerumus kemaksiatan : berbuat dosa , melakukan hal-hal yang haram. Merasakan hati yang keras dan kasar: disampaikan ayat-ayat Allah, tetapi tidak tergerak hatinya, susah menangis. Ibadahnya tidak sempurna, misal: Shalat sekadarnya. Malas mengikuti kajian dan membaca Alquran. Hati menjadi sempit: mudah marah. Tidak terpengaruh ancaman Allah berupa laknat-Nya; membaca Alquran, tetapi tidak bisa memaknai. Lalai dari berdzikir kepada Allah. Hal ini dibuktikan dengan lupa berdzikir ataupun ada perubahan waktu dalam berdzikir. Misalnya: saat duduk seusai shalat fardhu, menjadi di jalan seusai shalat fardhu. Apabila terkena musibah langsung panik seolah-olah musibah akan