Assalamu'alaykum teman-teman. Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan. Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...
Tulisan ini sebenarnya ingin saya selesaikan dengan cepat.
Apa daya, qadarullah godaan ngoprekin bisnis online yang sedang dibangun
membuat saya jadi menunda menyelesaikan tulisan ini. Untuk yang mau mampir ke
blog online shop saya bisa ke Agisha Shop Kalau akun instagramnya
agisha_shop di follow ya. Untuk yang jempolnya suka nge-like ada Fanpage FBnya
untuk mengakomodasi kesukaan kamu nge-like. Nama fanpage-nya Agisha. Isinya
gamis, khimar, dan baju koko untuk bocah dan dewasa. Kualitas in syaa Allah oke
dan harganya kece! Ada brand Sekar Divine, Hijabuna, Akhwatiy, dan Michan.
Silakan dicek dulu sebelum lanjut baca.
Perjalanan ke Jakarta dari Semarang bulan April ini menjadi
perjalanan dengan penggantian pemesanan tiket terbanyak bagi saya. Awalnya saya
dan suami bersepakat naik Lion Air PP, dipesanlah tiket. Beberapa minggu
kemudian suami berubah pikiran dan akhirnya memutuskan saya berangkat 2 hari
lebih awal. Satu tiket Lion Air di-refund kemudian saya memilih naik Nam Air
karena penasaran belum pernah naik maskapai tersebut. Sebenarnya pada bulan
Oktober 2015 sempat pesan tiket Nam Air SRG-CGK, tetapi flight dipindah ke
Sriwijaya Air pukul 12.05, berarti maju dari flight sebelumnya 15.05. Pada
perpindahan jadwal itu, saya 'manut' saja karena memang tidak ada urusan lain
sehingga berangkat lebih awal pun tidak masalah.
Hal berbeda terjadi pada jadwal kali ini. Saya pada hari
yang sama ada jadwal konsultasi dokter kandungan. Biasanya konsul ini selesai
sekitar 12.30 s.d. 13.30 paling lama. Hari Ahad, tepatnya 3 hari sebelum
keberangkatan, saya agak lega karena belum mendapat SMS pemindahjadwalan
terbang. Namun, ternyata sekitar pukul 12.00 SMS itu akhirny tiba juga.
Gaswat!! Saya lapor pada suami, kami sepakat untuk cancel jadwal. Saya sempat
membalas SMS dari entah itu customer service Nam Air atau Sriwijaya Air, tetapi
hilang komunikasi setelah CS katanya mau membantu memeriksa booking-an saya.
Karena harus bertindak cepat, saya pun coba e-mail dan mention ke Traveloka
juga e-mail ke Sriwijaya Air. melalui laman resminya terkait status penerbangan
yang berdampak pada refund 100% atau dipotong karena saya tidak bisa ikut
jadwal pemindahan. Saya pun dapat no. telepon CS Sriwijaya Air.
Melalui balasan e-mail CS Sriwijaya Air, saya mendapat 2
opsi. Pertama, memajukan sehari atau memundurkan jadwal sehari sebelumnya tanpa
tambahan biaya. Kedua, melakukan refund full. Tawaran menarik! ya karena ini
kasusnya pembatalan jadwal dari maskapai jadi bisa refund full. Saya tetap
harus telepon CS Sriwijaya Air untuk memastikan konsistensi saran yang
diberikan melalui e-mail. Konfirmasi jawaban pun tetap sama. Akhirnya, saya
meminta untuk cancel tiket melalui telepon. Namun, saya harus tetap datang ke
Cabang Sriwijaya Air di Semarang yang ternyata tidak jauh dari RS tempat saya
biasa konsul. Esoknya yakni Senin setelah menemani suami ke RS, kami pergi ke
kantor perwakilan Sriwijaya Air. Berbekal print kode booking dan KTP,
pembatalan tiket pun diurus dengan cepat. Tetap saya memilih refund full. Kata
pegawai yang menangani kasus saya, uang akan di-refund penuh paling lama 3
hari. Ternyata besoknya uang refund sudah cair. Wow cepatnya! Alhamdulillah buat nambah uang saku secara refund di
Traveloka 30-90 hari, Lion pulak. Pernah baca di blog orang, refund Lion sampai
dia lupa sendiri pernah refund tiket Lion. Alhamdulillah, sekitar 3 minggu kemudian refund dengan potongan 25% cair di rekening
Setelah balada konfirmasi via e-mail CS Sriwijaya Air hari
minggu waktu itu. Saya berburu tiket lagi untuk penerbangan 30 Maret sore
supaya tidak terburu-buru. Saya buka Traveloka lagi. Sebenarnya ingin cobain
Citilink, tetapi beberapa hari lalu sebelum pesan Nam Air, tiket Citilink di
Traveloka awalnya 292ribuan, tetapi setelah isi data kemudian harga di-upgrade
maskapai jadi 360ribuan. Mahal saudara-saudara. Lagi-lagi hal aneh datang lagi.
Setelah memasukkan tujuuan penerbangan dan klik cari, pilihan Citilink banyak
muncul dengan harga 292ribuan. Saya segera klik cepat sebelum mesin pencari
menyelesaikan tugasnya. Karena saya sudah sering pesan di Traveloka maka saya
tidak perlu repot-repot isi data. Tinggal klak-klik saja. Setelah itu, muncul
total pembayaran seharga 292ribuan. Wihii! Alhamdulillah. First time naik
Citilink sendirian pula, ngga bisa main ayam-ayaman sama suami.
Rabu pun tiba, saya tiba sendiri di RS. Suami menyusul
dengan koper. Aneh banget memang konsul kali ini. Alhamdulillah bisa diantar
suami sampai ke Bandara. Biasalah agak baper setelah check-in, tapi kemudian
harus survive dengan koper segede gaban yang cukup berat. Petugas Bandara
Semarang cukup cekatan ya bantu saya menaikkan koper ke atas mesin scanner.
Terima kasih, Pak.
Tiba di konter check-in, saya memberika kertas kode booking,
KTP, dan surat rekomendasi terbang untuk bumil. Boarding pass dicetak, kertas
dokter dikembalikan dengan masih dalam keadaan dilipat saat diberikan pada
saya. Saya pun bertanya,
"Ini ngga diambil, Mas?"
Masnya menjawab, "Loh, emang itu apa?"
"Surat keterangan hamil, Mas."
"Oh gitu, sebentar ya, Mbak." Diambillah 2 rangkap
surat. saya diminta tanda tangan yang isinya kurleb sama seperti surat
perjanjian Sriwijaya Air yang isinya tidak bertanggung jawab jika terjadi hal
yang tidak diinginkan yang disebabkan ibu hamil naik maskapai tersebut. Setelah
tanda tangan, loh saya g dikasih copy suratnya, nah lho! Yaudah ah, capcus ke
ruang tunggu. Citilink ternyata delay karena operasional selama 1 jam.
Seharusnya 16.35 udah boarding, sekarang malah 17.35 baru boarding. Gendutlah
telapak kaki saya karena nunggu sambil duduk. Tidak ada snack untuk kompensasi
delay padahal saya baca di-blog orang ataupun berita nasional, Citilink dapat
penghargaan penanganan delay terbaik. Saya pun memutuskan untuk jalan-jalan.
Pukul 17.30an dipanggil boarding. Penumpang langsung baris dengan rapi, saya
masih ntar-ntaran karena antrean panjang bingitz. Saat sudah mulai sepi, saya
mengantre. Kagetnya saya, ternyata hampir sebagian besar penumpang sudah duduk
manis di kursi dengan sabuk keselamatan terpasang di perut. Tertib yo. Saya
dapat kursi 24F, pojok dekat jendela. Agak susah pas masuk karena kebuncitan
perut. Selama perjalanan biasa saja. Take off, turbulance, dan landing lembut.
Saya tiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Banyak pesawat kecil parkir di
pinggir ya, Citilink harus hati-hati karena area landasan yang kecil.
Komentar