Langsung ke konten utama

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...

Pertama Kali Ajak Bayi Naik Pesawat. Riweuh Tapi Menyenangkan!

Tulisan ini lanjutan dari cerita sebelumnya ya. Pulang dari Jakarta menuju Semarang saya memutuskan untuk naik pesawat supaya bisa lebih cepat sampai. Seperti biasa pesan via Traveloka karena agak kesulitan memesan di situs Garuda Indonesia tersebab jumlah nama Kakak dan saya bila digabung melebihi 23 huruf (kalau tidak salah ingat). Pertimbangannya? In syaa Allah nyaman selama perjalanan. Sekalian mencoba Terminal  3 Ultimate yang katanya besar itu. Sebelum berangkat ke Jakarta saya sudah cek Youtube tentang T3 Ultimate dan memang besar seperti perkiraan saya. Lumayan banget kayaknya sambil gendong bayi.
Kepulangan dari Jakarta pada hari Minggu diantar oleh Ibu, beberapa Saudara, dan keponakan. Bawaan tetap 1 koper tapi jadi berat karena bawa baju Kakak lebih banyak (hasil dibeliin Mbah Ndut).  Enaknya di T3 Ultimate Soetta ini, pengantar bisa masuk hingga ke tempat check-in pertama.  Jadi, Mbah Ndut bisa bantu bawa koper sampai saya check-in bagasi. Pengantar cukup di-screening tanpa perlu menunjukkan tiketnya. 



Dibantu Mbah Ndut dorong trolly menuju check in bagasi

 Pengarah gate check-in kedua kurang begitu jelas sehingga saya coba menebak-nebak arahnya. Mungkin saya yang kurang teliti membaca petunjuk. Akhirnya ketemu juga, letaknya di ujung lurus setelah tempat check-in bagasi. Langsung masuk dan pisah dengan yang mengantar. Sedih juga, Mbah Ndut juga kelihatan sedihnya. Oia, untuk check-in infant ternyata tidak dibutuhkan KK asli / fotokopi padahal saya sudah minta kirimkan suami fotokopi KK legalisir untuk keperluan check-in bayi. Namun, jika ingin jaga-jaga boleh saja dibawa. Menuju lantai dasar, saya menggunakan lift yang letaknya sebelum eskalator kemudian menuju ruang menyusui untuk menyusui Kakak. Ruangannya kecil, tidak semanis ruangan di IKEA yang penuh bunga-bunga. Hehe. Namun, tetap nyaman. Ada alat pensteril botol dan peralatan menyusui juga untuk yang membutuhkan. Ruangannya kecil dan hanya cukup untuk satu orang sehingga jangan lupa kunci pintu ya apalagi tidak ada gorden pembatasnya.





Kakak terlihat senang selama menunggu pesawat, sekitar pukul 09.00 kami diminta pindah gate untuk menunggu kemudian sudah dipersilakan untuk masuk pesawat padahal boarding 09.40 wib. Karena dapat tiket promo jadinya tidak bisa minta kursi yang di bagian depan, tetapi sebenarnya tidak masalah kalau anak tidak rewel. T3 Ultimate ini besar banget ya untuk ibu yang membawa bayi digendong, lumayan ngos-ngosan juga. Saranku, teman-teman yang sudah punya bayi bisa bikin pos untuk beli stroller yang cabin size supaya bisa dibawa masuk ke cabin pesawat. Lanjut, masuk ke pesawat dan kami disapa ramah oleh pramugari, diarahkan tempatnya. Kakak diberi sabuk pengaman khusus yang dipasangkan pada sabuk saya. Pemasangan dibantu oleh pramugari. Saya dapat tempat duduk dipinggir, ternyata kursi tengah kosong atau mungkin sengaja dikosongkan. Sebelum terbang, pramugari memberikan selimut untuk jaga-jaga kalau Kakak kedinginan, tapi tidak saya pakai karena Kakak sudah pakai jaket yang agak besar, khimar, dan celana panjang plus khimar saya yang untuk ditutupkan ke badan Kakak. Lima menit sebelum take off Kakak mulai gelisah, sabuk pengaman sudah dipasangkan, Kakak mulai saya susukan seperti saran yang pernah saya baca. Kakak mulai tenang saat pesawat mulai bergerak karena ada getaran. Sekitar 10 menit menyusu tapi Kakak tidak tidur. Kakak ingin main, saya ajak menonton Finding Dori, suka sebentar kemudian jerit gregetan. Tidak lama setelah pesawat di atas, Kakak dapat boneka Pilo. Saya letakkan di kursi yang kosong karena saya masih main sama Kakak. Saya mencoba meredam panik tatkala Kakak terus berusaha menjerit dan ingin posisi berdiri dan goyang-goyang. 
Pilo, teman baru Kakak sekarang di rumah
Sepanjang perjalanan di pesawat fokus untuk membuat Kakak tidak menangis karena saya bisa merasakan bahwa orang di samping saya kurang nyaman dengan Kakak yang tiba-tiba menjerit tak nyaman dengan sabuknya. Beberapa kali juga ada yang memperhatikan kami karena saya monolog dengan Pilo. Tanggapan saya? Biarkan sajaahh, mungkin mereka belum pernah punya bayi kecil yang baru pertama diajak jalan-jalan. Sebenarnya saya ingin jalan ke lorong pesawat, tapi saya repot harus melepas dan memasang safety belt karena tidak ada suami yang bisa dimintai tolong. Mungkin kalau pergi dengan suami bisa lebih nyaman karena ada back up tenaga. Turun dari pesawat, kami langsung dipayungi karena ada Kakak dan matahari saat itu cukup Terik. Ambil bagas dan langsung menghampiri suami yang sudah menunggu di depan. Rasanya deg-degan lagi melihat suami.
Mungkin kadang cinta harus terpisah beberapa waktu agar ia dapat sempurna terbungkus rindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Cibubur Naik Apa?

Cibubur, salah satu daerah yang dapat di Jakarta yang mempunyai daya tarik. Sepanjang Jalan Alternatif Cibubur saja pintu masuk perumahan mewah sudah berbaris rapi di kanan dan kiri jalan, contohnya: Cibubur Residence, Raffles Hills, Mahogany, Puri Sriwedari, Kota Wisata, dan Legenda Wisata. Banyaknya perumahan yang menjamur di sana juga membuat sarana vital lainnya mulai bermunculan. Sarana vital tersebut antara lain sekolah milik swasta, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran berbagai macam rasa dan harga, serta sarana rekreasi seperti Taman Buah Mekarsari yang memang sudah ada sebelumnya dan water park atau kolam renang besar. Sarana tersebut dibuat tidak lain untuk memanjakan para penghuni perumahan tersebut serta warga Jakarta, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya. Setidaknya mereka tak perlu ke pusat Jakarta untuk sekadar menikmati liburan.                 Banyaknya sarana vital yang berada di Ci...

Cara Mengurus Kartu BPJS-Kesehatan

Bismillahirrahmanirrahim             Tulisan saya kali ini berkaitan dengan salah satu fasilitas pemerintah, yaitu BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Program ini tentu mendapat banyak tanggapan, terutama dari para dokter di Indonesia. Dear para dokter, mohon maaf jika program ini (dengan segala biaya minimnya untuk berobat) membuat para dokter menghela napas agak panjang. Semoga Allah memberi kebaikan pada kalian.Ini gambar-gambar yang di-upload oleh beberapa follower dr.Ferdiriva, salah satu akun dokter yang saya follow .              Beberapa hari yang lalu, setelah menunda sedikit lama sambil menunggu waktu yang tepat untuk izin kerja, saya berhasil menyelesaikan misi dari Ibu untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan (selanjutnya saya sebut BPJS). Beberapa laman di internet saya himpun untuk mencari informasi selengkap-lengkapny...

Jalan-jalan Seru Si Bumil ke Malang

Februari ini menjadi bulan yang seru untuk saya, Kabay, dan suami. Sambil menyelam minum air, sambil suami kerja, istri ngikutin. Kami sekeluarga pindah sementara ke Surabaya karena suami sedang trainning. Hamil enam bulan dan menjadi keluarga kost ternyata seru juga. Hari pertama hijrah ke Surabaya setelah suami berangkat kerja saya pun agak bingung harus apa. Biasanya di rumah segambreng aktivitasnya, sekarang di kost Cuma duduk dan bobo unyu. Istirahat sejenak dari aktivitas istri. Tidak banyak tempat yang kami kunjungi di Surabaya, tetapi ada rencana besar di akhir pekan yaitu jalan-jalan ke Malang. Selama menjadi ibu hamil alias bumil, saya selalu menyesuaikan lama perjalanan dan aktivitas selama di luar rumah dengan alas kaki yang akan dipakai. Berhubung ke Malang merupakan perjalanan cukup jauh, lama, dan menyenangkan, saya memilih pakai sepatu dengan sol yang tidak tinggi. Alasannya, supaya ketika jalan agak lama, kaki si bumil tidak keseleo dan tidak perlu menahan bag...