Langsung ke konten utama

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...

Pulang Ke Jakarta Cuma Bareng Bayi! (Tips Dapat Tiket Promo KAI)

Bismillah…
Tulisan ini merupakan rangkuman perjalanan saya bersama bayi berusia 5 bulan bernama Shafiyyah Azzahra. Yap, makhluk kecil yang sering saya dan suami panggil dengan sebutan “Kakak”. Bayi kecil yang sedang seru-serunya tengkurap, guling kanan kiri, nyungsep sana sini karena belajar nungging. Bayi kecil yang membuat perubahan besar pada pola hidup kami yang semula hanya berdua, kini menjadi bertiga. Bayi kecil yang kalau menyusui mengeluarkan keringat hingga menimbulkan bau khas a la bayi, asem-asem segerrrr.
Perjalanan dimulai ketika saya berjanji pada Ibu untuk menginap di Jakarta saat suami pergi keluar kota karena acara kantor. Qadarullah, giliran shift suami diundur hingga Desember. Perihal pembatalan pergi ke Jakarta pun saya sampaikan kepada Ibu. Mungkin Ibu agak sedih juga, tapi mau bagaimana lagi? Namun, broadcast di grup WA datang memberikan secercah lampu bohlam alias ide cemerlang. Ada promo tiket KAI Rp28.000 ke semua rute dan kelas. Mungkin ini cara saya untuk bisa ke Jakarta. Pelan-pelan saya bicara pada suami untuk bisa pergi ke Jakarta kalau dapat tiket promo, kalau tidak dapat yaaaa batal ke Jakarta. Suami pun mengiyakan, ronda malam dimulai.
Saya waspada dari pukul 23.00 agar tidak ketiduran. Sampai akhirnya pukul 00.00 pun tiba, laman resmi KAI down, muncul beberapa tautan laman untuk mengalihkan ke laman lain, tapi semua gagal diakses. Saya mencoba terus ke semua laman pengalihan, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil. Pukul 01.00 akhirnya saya berhasil, berhasil untuk ngantuk dan memilih tidur. Semoga bisa terbangun lagi dan dapat tiket promonya.  Alhamdulillah, pukul 03.00 terbangun lagi dan bersegera cek laman pemesanan tiket KAI dan sudah bisa diakses. Perlahan mengatur napas sambil jari melakukan tugasnya di layar HP. Beberapa kali kesempatan reservasi saya dapatkan, tetapi mungkin terlalu lama menulis data diri 3 orang (saya, suami, dan Kakak) pemesanan pun batal karena kursi promo sudah diambil yang lain. Berulang kali saya memperbarui pencarian tiket, akhirnya saya memutuskan untuk memesan atas nama saya dan Kakak saat ada tanda “booking” berwarna oranye. Yap, ini waktunya! Tidak usah ribet pilih-pilih kursi, titidakl klik “selesai” daaaannnnn berhasil dipesan oleh saya! Masyaa Allah, ini rasanya tidak percaya banget ya.
Saya masih penasaran untuk tetap memesan atas nama saya dan suami, tetapi semua jatah promo tampaknya sudah habis. Baiklah, bersyukur sudah dapat kursi promo. Rencananya jika saya bisa pesan kursi untuk suami, dia bisa saya ajak tiba-tiba atau kalau memang tidak bisa ikut karena pekerjaan, kursi itu bisa dipakai Kakak untuk bobo. Pagi harinya saya bilang ke suami dapat promonya dan akan segera bayar karena batas bayar pukul 06.00. Suami bertanya harga tiketnya dan bingung tidak percaya kok murah banget eksekutif cuma Rp28.000 aja. Saya perlihatkan bukti pemesanan dan akhirnya langsung bayar melalui internet banking. Kode booking pun sudah saya dapatkan. Alhamdulillah, jadi ke Jakarta! Untuk pulang saya memilih naik pesawat supaya bisa cepat sampai.
Jadi, dari perjuangan mendapatkan tiket promo itu saya punya trik untuk mendapatkan tiket promo KAI. Beberapa strategi yang bisa dicoba sebagai berikut.

  1. Masuk ke laman resmi reservasi tiket KAI sekitar pukul 23.59 dan isi destinasi kita sehingga pukul 00.00 kita bisa langsung dapat booking tiket.
  2. Tidak perlu ribet pindah kursi karena bisa jadi orang lain di tempat nun jauh di sana sudah mengambil kursi kita.
  3. Kalau hingga pukul 01.00 tidak bisa masuk ke laman resminya, tinggal tidur saja dulu hingga pukul 03.00. Kenapa? Karena batas pemabayaran tiket biasanya sekitar 3 jam. Orang yang berhasil pesan tiket, tapi susah bayar karena terbatasnya akses akan langsung terbatalkan pemesanannya jika sudah melewati batas waktu pemesanan. Terbukti, saat pukul 03.00 saya banyak melihat kesempatan booking beberapa kali tujuan Semarang Tawang-Gambir.
  4. Persiapkan internet banking, sms banking, ataupun mobile banking untuk mempermudah pembayaran jadi tidak perlu repot keluar untuk bayar.
  5. Jika kursi promo eksekutif susah didapat atau sudah habis, silakan turunkan kelas ke bisnis atau ekonomi. Kalau ekonomi harga regular kadang tidak beda jauh dengan promo. Namun, beberapa kereta ekonomi sekarang harganya pun fantastis, menyaingi bisnis. Jadi, tak apalah dapat kelas ekonomi dengan harga promo.
Bukti Pembayaran


Bertatapan wajah sebelum berpisah
Hari H keberangkatan pun tiba. Sebelumnya saya sudah mencari info di internet apa saja yang harus saya persiapkan untuk perjalanan dengan kereta dan pesawat bersama bayi. Saya membawa 1 koper dan 1 tas jinjing untuk perlengkapan kecil bayi, misalnya selimut, sarung tangan, bantal, diapers, dan minyak telon. Saya pun memantau status kursi di samping saya apakah sudah ada yang mereservasi atau belum. Itu hanya untuk persiapan mental kalau ternyata kursi samping saya sudah ada yang memesan. Hitidak h-1 saya cek kereta Argo Muria sudah penuh. Yah, di samping ada orang. Okelah.
Persiapan sudah rapi, Kakak sudah mandi dari pukul 14.30. Suami terlihat tidak mau main seperti biasa dengan Kakak. Hmm, mungkin takut sedih karena perkiraan menginap 10 hari. Tiket pulang juga sudah didapat. Pukul 15.00 saya dan Kakak berangkat naik taksi, sementara suami menyusul naik motor. Kakak suka jalan-jalan, suka kalau mobil goyang-goyang. Saya pun jadi antusias naik kereta karena Kakak bisa tidur pulas sepertinya.
Tiba di stasiun, saya minta tolong porter untuk membawakan tas dan koper. Keberangkatan kereta masih 1 jam, saya dan suami masih duduk bersampingan menunggu di ruang tunggu stasiun. Kakak diam saja dalam gendongan. Ketika memutuskan untuk masuk ke kereta karena kereta sudah siap untuk dimasuki penumpang, suami pun mencium Kakak. Kalau saya? Ya cipika-cipiki plus kening lah ya. Saya masuk ke bagian pemeriksaan tiket, menuju kereta, sebelum tembok penghalang menghapus sosok suami dari pandangan, kami masih sempat bertatapan wajah. Saya merasakan beratnya berpisah.
Sampai di kereta, semua barang diatur sedemikian rupa supaya mudah dijangkau. Camilan yang suami belikan tadi saya letakkan di meja kecil samping jendela. Kakak antusias sekali. Saat kereta mulai jalan, 5 menit Kakak pun tertidur. Alhamdulillah, nyemil dulu sebelum Kakak bangun. Semua camilan berusaha dihabiskan karena saya tidak tahu beberapa jam kemudian apakah Kakak masih tidur nyenyak atau malah rewel. Persoalan saat bepergian ini, saya hampir mengalami mastitis (ini pun saya ketahui setelah sampai di Jakarta keesokkan harinya).  Hal terpenting saat bepergian bersama bayi yaitu JANGAN PANIK. Kenapa? Karena bayi bisa merasakan kepanikan kita, saat kita panik pun kita tidak bisa fokus menenangkan bayi yang mungkin rewel. Di luar dugaan , Kakak bangun 20 menit setelah tidur. Setiap kereta berhenti Kakak pun terbangun dan menangis sedikit tanda minta digoyang-goyang tidurnya. Saya berulang kali melihat jam di gerbong kereta berharap segera sampai. Semakin malam AC kereta pun dingin. Selimut Kakak sepertinya kurang lebar untuk menutupi kepala dan membuatnya lebih hangat. Selimut kereta pun akhirnya saya buka untuk membantu Kakak supaya hangat. Kakak yang sedang aktifnya guling kanan kiri merasa tidak nyaman tidur di kursi kereta. Oia, setelah melewati beberapa stasiun, ternyata kursi samping saya kosong jadi Kakak bisa tidur dengan 2 kursi sementara saya duduk di pinggir kursi. Hehe. Mulai dari stasiun Bekasi, Kakak bangun dan tidak mau tidur, tidak mau duduk juga. Akhirnya, saya berdiri sambil menggendong Kakak dengan gendongan sling ring. Jam di kereta menunjukkan pukul 22.00, tandanya kereta akan segera sampai Gambir. Alhamdulillah……………………………………………. (saking senengnya)

Pelukan Ibu, Tempat Ternyaman Bagi Bayimu
Hampir 7 bulan saya tidak ke Jakarta, tetapi beberapa bude dan Saudara lainnya main ke Semarang. Mereka antusias menjemput saya dan Kakak di Gambir. Setibanya di Gambir, saya minta tolong porter untuk membawakan koper. Keluar dari pintu kedatangan, Ibu dan Tante beserta keponakan datang berebut ingin menggendong Kakak. Kakak yang semula sebelum turun kereta tampak nyaman dan senang, tiba-tiba menjadi menangis menjerit. Mungkin karena di tempat baru dan banyak orang, ditambah malam dan parkiran yang mungkin agak gelap menurutnya. Kakak menangis sejadinya, lalu Ibu yang tadinya menggendong Kakak langsung mengembalikan Kakak kepada saya untuk disusui supaya lebih tenang.
Sesampainya di rumah, Ibu yang berjalan terburu-buru mungkin karena mitos ini itu, membuat Kakak kaget karena perpindahan tempat yang cepat. Akhirnya, Kakak menangis lagi dan tidak mau disusui di kamar. Akhirnya, sambil ditimang untuk bobo, Kami menerapkan adab tidur seperti yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam anjurkan yaitu baca doa tidur, baca 3 qul kemudian ditiupkan ke telapak tangan lalu diusapkan ke tubuh yang bisa dijangkau, membaca ayat kursi, dan surat Al-Kafirun. Kakak sedikit lebih tenang walau tetap harus ditimang bobonya. Makan malam yang dibelikan Ibu pun hanya beberapa sendok yang masuk ke mulut saya. Ibu tidur duluan, disusul Kakak. Sementara saya masih ngos-ngosan setelah menggendong Kakak untuk tidur. Saya mengevaluasi kejadian tersebut dan mendengar komentar teman-teman di status facebook saya mengenai tingkah Kakak. Menurut mereka wajar karena Kakak baru merasakan tempat baru. Fakta lainnya ternyata pelukan Ibu membuat nyaman sang bayi.

Sepuluh hari di rumah Ibu, status saya kembali menjadi anak, tetapi anak yang sudah punya anak. Makan jadi teratur, mandi juga lebih teratur. Lauk pauk aman terkendali, saya jadi penambahan gizi. Kata Ibu, badan saya jadi lebih gemuk. Iyalah, wong cuma makan, tidur, dan main sama Kakak. Saya yang biasanya main sama Kakak, sekarang gentian Mbah Ndut (panggilan nenek untuk Ibu) yang sering gendong dan ajak main Kakak ke luar. Kami punya kesepakatan tanpa harus perlu sepakat terlebih dahulu kalau Kakak tidak boleh keluar rumah setelah maghrib kecuali untuk alasan tertentu dan bukan untuk main. Jadwal tidur Kakak juga Alhamdulillah tidak berubah. Sedikit cerita, sebulan setelah saya melahirkan, Ibu datang ke Semarang dan melarang saya dengan mitos ini itu, contohnya:
1.      Ibu menyusui tidak boleh makan panas, nanti lidah bayinya jadi putih.
Faktanya: Putih  pada lidah bayi akibat Asi, bisa dihilangkan dengan cara dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi air hangat dan digosokkan perlahan ke lidah yang putih. Lagi pula, memang makan terlalu panas dan dingin tidak baik untuk kesehatan gigi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang umatnya memakan makanan yang panas. Belakangan ini saya juga memilih untuk makan makanan yang tidak panas supaya cepat habisnya. Hehe.
2.      Ibu menyusui dilarang mencuci setelah maghrib karena bisa menyebabkan asi dingin.
Faktanya: Asi selalu hangat. Tidak percaya? Saya pernah kena tetesan Asi dan itu hangat kok^^. Setelah dipikir-pikir kenapa ada larangan seperti itu mungkin supaya busui bisa beristirahat malam harinya. Kita tidak tahu kapan bayi mengalam growth spurt (percepatan pertumbuhan) yang membuat mereka always on di malam hari. Kalau kita masih aktivitas banyak saat malam, bisa-bisa meriang kalau harus temani mereka melek. Oia, GS ini biasa terjadi pada bayi baru lahir 1-3 hari, 3 bulan, dan 6 bulan kalau tidak salah. Lengkapnya bisa googling ya.
3.      Setelah menyusui bayi, bekas asi yang menempel di pipi dibersihkan dengan ludah. (eeuwh)
Faktanya: Ludah orang dewasa banyak bakteri. Pipi ada putih-putih atau ruam merah dibersihkan dengan air hangat setelah menyusui karena Asi agak lengket. Kulit bayi masih sensitif jadi kita harus bisa jaga kebersihannya. (gaya banget ngomongnya^^)
4.      Mata bayi yang belekan bisa dikasih Asi atau dibersihkan dengan ludah basi/ ludah ibunya di pagi hari.
Faktanya: Belum ada penelitian klinis kalau Asi bisa sembuhkan mata belekan pada bayi. Asi tinggi protein sementara mata harus bebas dari protein (yang sering pakai lensa kontak pasti tahu betul kenapa lensa kontak harus dibersihkan). Aman di anak yang satu belum tentu aman bagi anak lainnya. Mata organ vital manusia, jangan pernah coba-coba kasih Asi di mata apalagi dijilat dengan air liur. BIG NO! jadi bagaimana caranya hilangkan belekan pada mata bayi? Kakak dulu belekan sebelah mata dari lahir hitidak sekitar 3 bulan. Sempat diberi tetesan oleh dokter tapi untuk penggunaan 7 hari aja. Setelah googling, ternyata bisa hilang dengan membersihkan dengan kapas dan air hangat secara rutin dan pijat lembut di hidung dekat mata yang bermasalah. Lengkapnya bisa googling  lagi ya^^
5.      Setelah bayi puput tali pusat, pusarnya ditutup dengan koin yang dililit kain kasa supaya tidak bodong.
Faktanya: Bodong atau tidak bukan karena koin. Koin itu kotor walau sudah dicuci, tetap masih ada karat atau kotor semacamnya. Saya pernah pakaikan ini ke Kakak karena Ibu lihat Kakak ada tanda-tanda bodong, padahal setiap bayi baru lahir ya begitu pusarnya apalagi kalau sedang menangis, ya tambah keluar itu pusarnya. Namun, 2x percobaan malah berujung koin melipir ke arah bokong saat saya cek sore hari sebelum mandi. Daripada bahaya, saya putuskan untuk tidak pakai koin-koin. Kalau ada yang sarankan untuk pakai gurita di perut untuk penahan bodong, gurita sudah tidak disarankan karena mempersulit bayi untuk bernapas. Mungkin juga bisa bodong karena bapak ibunya juga seperti itu. Mungkin lohhh yaaaa… Alhamdulillah Kakak tidak bodong^^
6.      Bayi diberi bedak supaya wangi atau tidak iritasi.
Faktanya: Bedak tabur bisa memicu gangguan pada paru-paru bayi. Kita saja sesak napas jika terkena bedak atau mencium bayi yang penuh bedak, apalagi si bayi? jika dipakai di area kemaluan, bedak juga bisa memicu infeksi saluran kemih ya. Silakan googling info lengkapnya.
Itu beberapa mitos atau kebiasaan jadul setelah melahirkan. Yang begini ini bisa bikin Ibu ngambek karena merasa diabaikan. Saya pun mencoba menjelaskan pelan-pelan dan Alhamdulillah Ibu mengerti. Sebelum melahirkan juga banyak mitos yaitu pakai bengle dan peniti (ini syirik, tidak boleh dilakuin ya!), tidak boleh duduk di lantai tanpa alas (awalnya saya menolak, tapi usia kandungan makin besar akhirnya saya duduk pakai alas karena dingin, hehe), tidak boleh buka bungkusan disobek sembarangan, tidak boleh duduk di depan pintu, dan sebagainya. Lagi-lagi coba diberi pengertian ke Ibu supaya bisa menerima.
Sepuluh hari terasa cepat, seperti biasa ada pertumpahan air mata H-1 sebelum pulang. Mbah Ndut sedih karena harus pisah lagi sama Kakak, kamarnya jadi sepi lagi. Namun, itulah kehidupan, kalau ada yang datang, nanti akan ada yang pergi. Keep strong Mbah Ndut! Perjalanan pulang disambung ke bagian selanjutnya karena ini udah panjang banget. Baca di sini ya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Cibubur Naik Apa?

Cibubur, salah satu daerah yang dapat di Jakarta yang mempunyai daya tarik. Sepanjang Jalan Alternatif Cibubur saja pintu masuk perumahan mewah sudah berbaris rapi di kanan dan kiri jalan, contohnya: Cibubur Residence, Raffles Hills, Mahogany, Puri Sriwedari, Kota Wisata, dan Legenda Wisata. Banyaknya perumahan yang menjamur di sana juga membuat sarana vital lainnya mulai bermunculan. Sarana vital tersebut antara lain sekolah milik swasta, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran berbagai macam rasa dan harga, serta sarana rekreasi seperti Taman Buah Mekarsari yang memang sudah ada sebelumnya dan water park atau kolam renang besar. Sarana tersebut dibuat tidak lain untuk memanjakan para penghuni perumahan tersebut serta warga Jakarta, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya. Setidaknya mereka tak perlu ke pusat Jakarta untuk sekadar menikmati liburan.                 Banyaknya sarana vital yang berada di Ci...

Permainan Kecil Materi Bahasa Indonesia

Belajar materi bahasa Indonesia sering kali membuat mata siswa meredup voltnya. Satu faktornya yaitu materi yang berupa hafalan dan banyak istilah aneh di dalamnya. Saya selaku guru bahasa Indonesia masih berusaha untuk membuat penyajian materi tidak membosankan. Beberapa permainan ringan tercipta secara spontan yang tentu saja atas izin Allah. Permainan yang pernah dicoba yakni Tebak Kata (mirip hang man , tetapi tidak ada gambar orang yang digantung karena menurut saya terlalu kejam), Tangga Berbaris (mirip ul*r tangga, tetapi saya agak bermasalah dengan hewan melata itu maka saya ganti namanya), dan yang saat ini masih saya gunakan yaitu Cari Kata. Permainan kecil berkaitan bahasa Indonesia diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Bila kita telah mengetahui tentang permainan Tebak Kata, saya akan menunjukkan penampakan permainan Tangga Berbaris. Namun, untuk permainan ini saya baru mencoba untuk materi prinsip dasar Islam. Hal ini karena cukup banyaknya var...

Ketika Kami Menantinya (Edisi Kabay)

Sudah lama tidak menulis lagi di blog. Kehidupan baru sebagai seorang istri membuat saya (agak) malas buka laptop. Bukan karena ada Farm Heroes di hp suami, melainkan segabreknya aktivitas lala lili yang harus dilakukan. Kalau sudah agak lelah ya jadi boboable alias gampang tidur. Pernikahan tanggal 6 September 2015 dihadiri oleh banyak teman dan tetangga. Alhamdulillah berjalan lancar. Hal yang paling menyenangkan dari pernikahan saat itu adalah hadirnya doa-doa dari orang-orang shalih dan shalihah yang in syaa Allah tulus diucapkan sehingga membawa berkah pada pernikahan kami. Sehari setelah pernikahan dengan berkemas seadanya, saya, ibu saya, suami beserta keluarganya bergegas berangkat ke Semarang dengan jalur udara via CGK. Perjalanan satu jam saya bersama ibu saya dan ibu mertua seru sekali. Dulu naik pesawat cuma bersama ibu, sekarang sudah ada ibu mertua. Sementara itu, suami, adik-adik, dan bapak, kerabat dengan total kami semua  7 orang duduk berpencar (padahal check...