Assalamu'alaykum teman-teman. Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan. Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...
Manusia bukanlah malaikat yang keimanannya tetap. Bertambah dan berkurangnya iman manusia adalah hal yang wajar. Keimanan merupakan lentera bagi hidup manusia yang akan membawa kehidupan manusia tersebut berujung di mana. Namun, berhati-hatilah dengan lentera yang mulai redup. Gejala lentera yang mulai redup:
- Terjerumus kemaksiatan : berbuat dosa, melakukan hal-hal yang haram.
- Merasakan hati yang keras dan kasar: disampaikan ayat-ayat Allah, tetapi tidak tergerak hatinya, susah menangis.
- Ibadahnya tidak sempurna, misal: Shalat sekadarnya.
- Malas mengikuti kajian dan membaca Alquran.
- Hati menjadi sempit: mudah marah.
- Tidak terpengaruh ancaman Allah berupa laknat-Nya; membaca Alquran, tetapi tidak bisa memaknai.
- Lalai dari berdzikir kepada Allah. Hal ini dibuktikan dengan lupa berdzikir ataupun ada perubahan waktu dalam berdzikir. Misalnya: saat duduk seusai shalat fardhu, menjadi di jalan seusai shalat fardhu.
- Apabila terkena musibah langsung panik seolah-olah musibah akan menimpanya selama-lamanya.
- Kikir. Hartanya tidak berubah, tetapi hatinya yang berubah.
- Selalu memikirkan dunia. Orang yang akan selalu muda yaitu orang-orang yang memiliki kecintaan kepada dunia serta berangan-angan panjang.
- Tidak peduli dengan urusan umat Islam, misalnya: Tidak mendoakan pemimpin / negara kita untuk dipimpin oleh pemimpin yang baik.
Penyebab Lemahnya Iman:
- Jauh dari lingkungan keimanan. Seorang muslim yang tinggal di daerah dengan mayoritas non-muslim, tidak ada jaminan bagi anak cucunya tetap beragama Islam.
- Putus menuntut ilmu agama.
- Berada di tengah-tengah orang yang suka berbuat maksiat.
- Berangan-angan panjang.
- Banyak makan dan minum, suka tertawa, bergurau terbahak-bahak.
Amalan agar keimana terus terang:
- Membaca dan memaknai isi Alquran.
- Menghadirkan kebesaran Allah di hati kita.
- Sering hadir ke majelis ilmu.
- Ziarah kubur.
- Bervariasi dalam beribadah, maksudnya jika sebelumnya hanya melaksanakan puasa Ramadhan, tambahkan dengan puasa Syawwal, puasa sunnah di hari Senin dan Kamis. Bila biasanya baru melaksanakan shalat 5 waktu, tambahkan dengan shalat sunnah rawatib, pagi hari ditambah shalat Dhuha, dsb.
- Takut Su'ul Khatimah / kematian yang buruk.
- Berdzikir.
- Loyalitas kepada umat Islam dan berlepas diri dari orang kafir.
- Tawadhu / jangan sombong.
- Menghisab diri. Mengingat segala kesalahan kita, menyesali, dan memperbaiki dengan keimanan yang lebih baik.
- Ziarah ke rumah orang-orang shalih
- Berkunjung ke rumah sakit agar bersyukur dengan nikmat sehat yang Allah berikan serta mendoakan yang sakit.
- Refreshing.
- Berdoa.
Dari kajian "Lenteraku Mulai Redup" - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
Komentar