Assalamu'alaykum teman-teman. Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan. Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...
Iblis itu tidak selalu melarang kita untuk bertaubat, tetapi menyuruh kita untuk menunda taubat, terus melakukan maksiat, menunda karena masih muda. Menunda adalah termasuk tentaranya Iblis. Allah sudah membongkar rahasia Iblis kepada manusia melalui Alquran. Ketika Iblis mendapatkan penangguhan untuk masuk neraka, iblis mengatakan kepada Allah bahwa ia akan menyesatkan semua manusia sampai hari kiamat. Allah pun memerintahkan kita untuk menjadikannya sebagai musuh kita. Maka berhati-hatilah jika mendengar dengungan dalam diri,"nanti, belum waktunya". Hal yang membuat manusia menunda taubat adalah panjangnya angan-angan, panjangnya cita-cita, serta panjangnya khayalan. Dari Abdullah bin Mas'ud radiallahu 'anhu
berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis persegi empat, dan ia
menggaris (pula) di tengah yang keluar dari padanya. Lalu ia
menggaris (lagi) beberapa garis kecil menuju ke garis yang di
tengah ini dari sampingnya, yang berada di tengah. Lalu beliau
bersabda,” Ini manusia, dan ini ajalnya yang
mengelilinginya, dan garis yang keluar ini adalah cita-citanya,
Adapun garis-garis kecil ini adalah harta benda. Dan jika ia
terhindar dari yang ini, maka ia akan terkena yang ini.”
(HR.Bukhari).
Sesungguhnya manusia hidup dalam kepungan maut, seperti kotak yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam gambarkan. Namun, angan-angan manusia yang panjang hingga merasa ia tidak akan bertemu maut sebelum angan-angannya terwujud. Kullu nafsin dzaa iqotul maut. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Walau manusia dijaga oleh ribuan tank, prajurit bersenjata, serta pesawat penjaga, jika maut harus datang, maka datanglah ia lewat manapun.
Sesungguhnya manusia hidup dalam kepungan maut, seperti kotak yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam gambarkan. Namun, angan-angan manusia yang panjang hingga merasa ia tidak akan bertemu maut sebelum angan-angannya terwujud. Kullu nafsin dzaa iqotul maut. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Walau manusia dijaga oleh ribuan tank, prajurit bersenjata, serta pesawat penjaga, jika maut harus datang, maka datanglah ia lewat manapun.
Komentar