Assalamu'alaykum teman-teman. Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan. Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...
Lima bulan sudah tinggal di Semarang. Kota ini sebenarnya tidak terlalu besar (kata suami), jalan yang dilewati juga itu-itu aja. Makanan yang dibahas di blog-blog bertema kulineran juga itu-itu juga, seperti: seputaran Lunpia Gang Lombok, makanan di sekitaran Pecinan, restoran tema klasik dengan view romantis, atau kucingan yang enak dan murah. Berikut ini beberapa ulasan langsung kulineran Semarang yang sudah saya icipi dan kebanyakan di sekitar rumah antara Ngaliyan dan Mijen. Maklum ya, selama lima bulan ini ngga banyak jajan yang macam-macam sih karena jarak rumah ke kota lumayan juga. Alhamdulillah, di Semarang udah ada GoJek, jadi kalau yang lagi nginep di Semarang dan terlalu mager untuk jajan di luar, bisa order via GoJek (bukan promosiin GoJek). Ulasan makanan saya jadikan beberapa kelompok berdasarkan jenisnya.
Lunpia
Kalau mau jajanan ini, dipinggir jalan sekitaran Pandanaran buanyak banget dengan berbagai merk. Bisa googling merk lunpia yang ada di Semarang. Hanya saja baru beberapa yang terang-terangan mencantumkan logo Halal MUI, misalnya Lunpia Semarang di Jalan Pandanaran, Lunpia Mataram (bisa delivery order tanpa minimum pembelian, tapi saya belum coba), Lunpia Delight di Jalan Gajah Mada (dari Simpang Lima masuk belokkan antara masjid dan Mall C*putra). Mungkin ada beberapa lagi yang ada halal MUI, monggo dikomen biar diperbarui. Kenapa harus yang ada logo halal MUI? in syaa Allah lebih terpercaya. Di Semarang ini kebanyakan lunpia diolah oleh keturunan Cina karena makanan lunpia ini termasuk jenis makanan peranakan Cina Jawa. Jadi, kalau ada logo halal MUI in syaa Allah bisa makan dengan lebih nyaman. Saya baru mencoba Lunpia Delight dan makan di tempat. Suasananya nyaman, entah kenapa rasa lunpia yang dicocol dengan kuahnya yang manis jadi bikin gregetan enaknya. Kuah lunpia delight ini kental manis, tetapi saat digabung dengan lunpia goreng Crab dan Raja Nusantara yang saya dan suami pesan, rasanya jadi gurih manis asik. Selama kami makan, beberapa pengunjung datang untuk makan di tempat juga sambil beberapa kotak dibawa pulang. Rata-rata pengunjung hari Senin lalu masih muda. Mungkin mau pulang dari jalan-jalan. Lunpia Delight ini bentuknya cukup besar dan isinya padet. Jadi, makan dua lunpia dengan minum es lemon tea ataupun es jeruk nipis rasanya sudah kenyang. *Pesanan suami dan saya saat makan di sana*
Lunpia disajikan dengan daun bawang yang masih panjang. Maaf yang di-posting versi sudah habis. Lidah penasaran langsung icip, bahkan garpu sampai patah! *ampuun* |
Seafood
Pengalaman pertama saya makan seafood di Godong Salam Seafood, belakang Unisbank. Diajak suami mampir ke sana, saya agak seneng bisa makan sup asparagus. Ketika kami datang, RM ini sepi banget. Hanya ada pelayan dan beberapa orang tamu bapak-bapak yang sepertinya lagi rapat. Ada 3 jenis ruang di sini: indoor AC depan, semi-outdoor belakang, dan ruang ber-AC di samping semi-outdoor. Di RM ini ada musala juga. Saat melihat menu, saya coba cari di bagian sup, ternyata yang ada malah tom yum dan sop buntut, sedangkan asparagusnya ngga ada (yiaaah). Uniknya di Semarang ini, menurut suami jarang ada restoran seafood yang bener-bener sea food alias hanya menjual makanan laut saja. Bahkan di menu itu ada ikan gurame, ikan nila, dan ikan air tawar lainnya. Ada nasi tumpeng juga *ini apaaaa*. Akhirnya saya pesan mie goreng jawa (lebih ngga jelas lagi) dengan minum es lidah buaya (kangen minuman di kampus saat makan di take a rest). Sementara itu, suami pesan ikan gurame bakar dengan minumnya es kopyor yang kemudian diganti dengan es apaaa gitu karena kopyornya abis. hehe. Menurut suami, es lidah buaya pesanan saya lebih segar dan mantap dibanding es pesanan dia. Di Godong Salam ini porsinya lumayan besar, jadi sepiring mie jawa bisa dibagi berdua. Alhamdulillah, saya habis makan sendirian. hehe. Masih ada lagi tempat makan seafood dengan nuansa kolam apung dari tambak ikan semacam Kampung Laut, Tanjung Laut, dan teman-temannya. Hanya saja saya belum mampir ke sana. Lumayan mihil kayaknya.
Bakmi
Cukup sulit menemukan bakmi atau mie pangsit ala Jakarta di Semarang. Walaupun sepertinya banyak yang doyan nge-mie, bentuk dan rasanya tetap beda. Bakmi di Semarang khususnya yang abang warung pinggir jalan menyediakan mie kuning agak gendut, sementara saya mencari mie yang agak gepeng atau agak kecil. Cuma susaaaah. Akhirnya, saat GoJek mulai hilir mudik di aplikasi hp, kepolah saya dengan Bakmi Bandung cabang Ngaliyan (paling dekat dengan rumah). Saya menebak-nebak apakah ini semacam mie yamin yang dikenal di Jakarta? saya pun order via GoJek. Sekitar 20 menit kemudian datanglah mie beserta abang GoJek. Saat dibuka plastiknya, terbitlah mie yang saya tunggu-tunggu. Wooow~ akhirnya ada juga mie dengan tampilan yang saya kangenin. Enak pula. Bakmi Bandung cabang Ngaliyan letak rukonya ada satu deretan dengan Bakso Malang Cak Man jalan Prof. Dr. Hamka. Kata kunci untuk mencari mie ala Jakarta atau Bandung yang gepeng-gepeng di Semarang: Bakmi Jakarta atau Bakmi Bandung. Bakmi Bandung Kota Baru ini juga ada cabang di Plaza Simpang Lima.
Bakso Malang
Suatu malam saya heboh ingin bakso malang seperti yang dijual abang-abang di Jakarta. Lumayan susah juga cari bakso malang ini. Saya belum menemukan kata kunci yang pas untuk googling dan membongkar semua peta bakso malang yang enak-enak di Semarang. Malam itu setelah googling agak lama, ditemukanlah bakso malang Cak Man yang diobrolin sebelumnya di atas. Tempatnya sepi, tidak begitu luas, tapi rapi. Pembeli bisa langsung comot sana-sini bakso dan kerupuk bakso yang diinginkan, ala-ala bakso atom gitu. Hanya saja, inceran saya kerupuk pangsitnya yang bentuknya kotak tidak ada. Alhamdulillah, lumayan enak. Beberapa minggu berikutnya, teman suami yang sering berkunjung ke rumah membawa oleh-oleh karena mereka baru makan bakso yang ternyata oleh-olehnya bakso malang nan enak. wiii~ letaknya di sekitar Mijen, samping tugu duren, namanya bakso malang Cak Nun. Ada bakso urat besarnya, siomay, bakso kerupuk yang bulet, tapi ngga ada kerupuk pangsitnya. Akhirnya, saya pun mengakali untuk beli dan goreng kerupuk pangsit sendiri di rumah. hehe.
Bakso
Warga Semarang ini kebanyakan doyan nge-bakso. Banyak banget kios bakso di sekitaran Ngaliyan dan Mijen. Salah satu bakso yang terkenal bakso banget karena dagingnya banyak, namanya Bakso Kumis. Letaknya di Plaza Simpang Lima Lantai 4. Kalau masuk di parkiran, plaza ini tidak seperti mall karena banyak kios, parkiran motor di luar dengan panas matahari, kiosnya juga kebanyakan menjual yang berkaitan dengan HP dan Laptop. Di Plaza Simpang Lima saya sudah mampir di CFC dan Bakso Kumis. Persamaan keduanya: tempatnya panas. Di Bakso Kumis ini sebenarnya ada kipas angin, tetapi untuk beberapa titik saja yang terkena kipas. Ada AC sentral, tetapi juga hanya di tengah (benar-benar sentral). Untuk kangen bakso yang beneran bakso, bisa mencoba di Bakso Kumis ini. Pelayanan cepat, mau pesan es untuk minuman juga cepat datang. Es campurnya enak! Terakhir ke sana beberapa hari yang lalu dan sempat terjadi listrik padam. Di sini sebenarnya enak makanan dan minumannya, hanya saja tempatnya kurang kondusif. Mungkin cabang yang di dekat akpol lebih nyaman.
Menu Bakso biasa dan es campur di Bakso Kumis. Es Campur berisi roti, tape, kacang apa gitu, es serut dan, susu cokelat. |
Tips makan di Semarang
- Kalau mencari makanan di Semarang via google harus hati-hati karena dari laman forum suatu jajanan yang hobi pakai kata "Katanya sih..." itu beberapa komentarnya bilang halal tetapi pas saya cek di blog pribadi orang-orang yang pernah mampir ternyata di resto itu menjual makanan dengan daging biba. Di Semarang banyak penjual yang keturunan Cina, terutama di Pecinan, jadi jangan ragu tanya ini halal atau ngga. Penilaian kehalalan sebenarnya agak kompleks karena bukan hanya tentang bumbu, tetapi juga cara memotong, cara membersihkan, dan sebagainya. Jangan karena makanan yang kita pesan tidak mengandung babi, kita jadi adem ayem makan bersama pengunjung lain di restoran sama yang memesan menu dengan biba. Itu mah mengerikan, berarti menu yang kita makan terindikasi tercampur biba.
- Semarang itu kaya kuliner, mulai dari yang pinggir jalan sampai restoran cukup besar. Hanya saja lebih mantap mendapatkan makanan murah meriah yang enak. Kalau ke Semarang, sempatkan jajan di pinggir jalanan Simpang Lima saat malam. Ada beberapa warung jajan yang enak dan murah. FYI, selihat saya di Semarang ini outlet fast food tidak begitu banyak, mungkin karena orang asli Semarang lebih doyan makan makanan yang Indonesia banget, walaupun begitu di Semarang tetap ada restoran masakan Korea, Jepang, dan Timur Tengah.
- Di Semarang ada makanan yang namanaya Swikee atau entah ditulis seperti apa yang jelas itu paha kodok. Jadi, jangan gaya-gayaan makan di pinggir jalan karena melihat namanya unik terus masuk dan mencicipi ya terutama buat yang bukan pecinta kodok. Kalau ada makanan namanya agak aneh mending ditanya dulu ke pelayannya biar tidak terkejut saat menyantap. hehe.
- Belum ada Gokanna Teppan, Platinum, Yoshinoya, dan Bakmi GM di Semarang. Jadi, saya agak kangen juga nih makanin daging tipis-tipisnya Yoshinoya yang sudah halal. Kalau lihat di google, Yoshinoya masih membuka lowongan kerja untuk asisten manajer di Semarang di bulan Oktober 2015 lalu. Semoga segera launching.
Akhir kata, walaupun yang diulas bukan makanan khas Semarang, minimal yah nambah daftar jajanan di Semarang lah ya. Semoga bermanfaat.
Komentar
Di tunggu kunbalnya ya gan
Di tunggu kunbalnya ya gan