Assalamu'alaykum teman-teman. Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan. Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...
Bismillahirrahmanirrahim Tulisan ini merupakan resume dari kajian ilmiah hari Selasa, 27 Mei 2014 di Masjid Astra, Sunter, Jakarta Utara. “Aku Setia Menantimu di Pintu Surga” menitikberatkan pada sebuah hubungan halal penuh berkah, pernikahan. Bagaimana mungkin ada dua orang yang mengatakan saling mencintai jika Allah sebagai Tuhannya dikhianati dalam bentuk hubungan bernama pacaran? Mengapa masih ada yang menginginkan hubungan yang menikah saja belum, tetapi sudah putus? Bukankah tidak ada ikatan yang lebih kekal selain ikatan cinta yang dilandasi oleh takwa terhadap Allah? Jangan terbuai dengan orang-orang yang mengatakan, “Aku mencintaimu hingga mati,” bisa jadi maksudnya, kalau sudah mati, ya cari yang baru lagi. Dalam kajian ini, saya semakin mengerti bahwa memang kematian bukanlah perpisahan dari cinta, tetapi awal abadinya cinta. Cinta di antara orang-orang yang beriman kepada Allah. Catatan pertama saya dalam kajian ini bertuliskan sebuah hadits, "Seorang wanita ber...