Langsung ke konten utama

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...

Camilan Asyik yang Sehat Tanpa Sakit? Fitbar, Lah!

Beberapa orang khususnya perempuan memiliki masalah dengan nyemil. Padahal, camilan itu sendiri dibutuhkan selama menunggu waktu makan siang atau makan malam. Tentunya porsi camilan ini tidak melebihi dengan porsi makan. Beberapa pilihan camilan yang “Indonesia banget” banyak ditemui di pinggir jalan, misalnya siomay, rujak, goreng-gorengan tahu dan bakwan, ataupun camilan kering lainnya. Ternyata tidak semua camilan itu baik untuk perut yang sedang dalam keadaan lapar, terutama untuk orang yang memiliki sakit maag. Camilan yang kurang tepat malah membuat maag kambuh.

Salah satunya saya, punya sakit maag tapi sering nyemil yang aneh-aneh. Sabtu adalah hari yang biasanya saya mendapat jam mengajar penuh dari 09.30 s.d. 14.30 WIB. Tanpa jeda yang cukup untuk membeli makan siang, pastilah saya membeli camilan seadanya. Di perjalanan pulang sekitar pukul 15.30 WIB,perut mulai memanggil untuk mencari camilan dengan rasa lezat (kualitas jadi nomer sekian). Siomay menjadi yang pertama masuk ke perut dan masih merasa aman, tetapi juga tetap lapar. Lanjut ke camilan yang kedua, bakwan dan tahu goreng. Saya hanya membeli sekitar 4 buah gorengan hingga akhirnya bus yang mengantar saya pulang telah datang.

Kata siapa semuanya selesai begitu saja? Ternyata imbasnya “sangat seru”. Setelah sampai di rumah, mulai merasa mual, perut perih. “Heemm, sepertinya ada camilan yang harusnya ngga boleh masuk, nih!”. Pada 2 jam pertama, masih aman dengan sakit dibawa tidur hingga ketika bangun tidur rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Minggu, saat ada acara yang penting untuk dihadari, saya akhirnya hanya bisa hadir di sana beberapa saat karena perut selalu merasa perih hampir setiap 5 menit sekali. Malam harinya, setelah meminum obat maag cair yang biasa saya minum akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter.

Tahukah apa yang dokter sarankan pada saya? Melihat rekapitulasi penyakit di kartu medis saya di klinik itu, terlihat bahwa maag adalah penyakit langganan saya. Herannya saya selalu terulang lagi. Pesan sang dokter ibaratnya panjang x lebar x tinggi x alas x ruas x sisi x sisi x sisi x sisi. Pokoknya panjang! ini dia catatannya, “Kalau udah maag gini, jangan makan yang pedes, asem, mie, goreng-gorengan, minum soda, susu, dan santan, Semua makanan dan minuman yang punya rasa ekstrem”. Masa penyembuhan seminggu, lebih lama dari hari inti sakitnya.

Sejak itu, saya mencari camilan lain yang enak tapi sehat. Cek minimarket dekat kantor, kemudian melihat Fitbar. Selihat saya diiklan malam sebelumnya, bentuk Fitbar dan komposisinya unik. ada rice crispy, oat, dan kismis di rasa Fruits Fitbar. Semua yang saya suka ada di dalam Fitbar. Akhirnya, saya memutuskan untuk membelinya satu. Ternyata pas digigit, nggak tahu ngga enaknya di mana, alias enak banget! Jadi, setiap ada yang sedang sibuk dan tidak sempat nyemil, saya rekomendasikan untuk makan Fitbar. Sesekali juga saya bawakan untuk mereka. Rasa buah ataupun kacang, semuanya enak dan sehat. Kalau di minimarket sudah beli Fitbar, maka lidah selalu tidak sabaran untuk menyantapnya. Sekarang malah terpikir untuk membeli satu kotak Fitbar yang isinya banyak. Mau nyemil asyik yang sehat tanpa sakit? nyemilin Fitbar, lah!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Cibubur Naik Apa?

Cibubur, salah satu daerah yang dapat di Jakarta yang mempunyai daya tarik. Sepanjang Jalan Alternatif Cibubur saja pintu masuk perumahan mewah sudah berbaris rapi di kanan dan kiri jalan, contohnya: Cibubur Residence, Raffles Hills, Mahogany, Puri Sriwedari, Kota Wisata, dan Legenda Wisata. Banyaknya perumahan yang menjamur di sana juga membuat sarana vital lainnya mulai bermunculan. Sarana vital tersebut antara lain sekolah milik swasta, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran berbagai macam rasa dan harga, serta sarana rekreasi seperti Taman Buah Mekarsari yang memang sudah ada sebelumnya dan water park atau kolam renang besar. Sarana tersebut dibuat tidak lain untuk memanjakan para penghuni perumahan tersebut serta warga Jakarta, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya. Setidaknya mereka tak perlu ke pusat Jakarta untuk sekadar menikmati liburan.                 Banyaknya sarana vital yang berada di Ci...

Cara Mengurus Kartu BPJS-Kesehatan

Bismillahirrahmanirrahim             Tulisan saya kali ini berkaitan dengan salah satu fasilitas pemerintah, yaitu BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Program ini tentu mendapat banyak tanggapan, terutama dari para dokter di Indonesia. Dear para dokter, mohon maaf jika program ini (dengan segala biaya minimnya untuk berobat) membuat para dokter menghela napas agak panjang. Semoga Allah memberi kebaikan pada kalian.Ini gambar-gambar yang di-upload oleh beberapa follower dr.Ferdiriva, salah satu akun dokter yang saya follow .              Beberapa hari yang lalu, setelah menunda sedikit lama sambil menunggu waktu yang tepat untuk izin kerja, saya berhasil menyelesaikan misi dari Ibu untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan (selanjutnya saya sebut BPJS). Beberapa laman di internet saya himpun untuk mencari informasi selengkap-lengkapny...

Jalan-jalan Seru Si Bumil ke Malang

Februari ini menjadi bulan yang seru untuk saya, Kabay, dan suami. Sambil menyelam minum air, sambil suami kerja, istri ngikutin. Kami sekeluarga pindah sementara ke Surabaya karena suami sedang trainning. Hamil enam bulan dan menjadi keluarga kost ternyata seru juga. Hari pertama hijrah ke Surabaya setelah suami berangkat kerja saya pun agak bingung harus apa. Biasanya di rumah segambreng aktivitasnya, sekarang di kost Cuma duduk dan bobo unyu. Istirahat sejenak dari aktivitas istri. Tidak banyak tempat yang kami kunjungi di Surabaya, tetapi ada rencana besar di akhir pekan yaitu jalan-jalan ke Malang. Selama menjadi ibu hamil alias bumil, saya selalu menyesuaikan lama perjalanan dan aktivitas selama di luar rumah dengan alas kaki yang akan dipakai. Berhubung ke Malang merupakan perjalanan cukup jauh, lama, dan menyenangkan, saya memilih pakai sepatu dengan sol yang tidak tinggi. Alasannya, supaya ketika jalan agak lama, kaki si bumil tidak keseleo dan tidak perlu menahan bag...