Langsung ke konten utama

Tips Rumah Aman Terkendali Selama Silaturahmi Idul Fitri

Assalamu'alaykum teman-teman.       Alhamdulillah insya Allah ini tahun pertama kita bisa silaturahmi tanpa "ngumpet-ngumpet" dari aturan ya. Hari Raya Idul Fitri kali ini kita bisa bertemu sanak saudara, orang tua, teman-teman yang mungkin selama pandemi kemarin hanya bisa bertemu lewat jejaring sosial maupun video call. Ditambah lagi, aturan bepergian juga dipermudah yaitu bisa bebas antigen dan PCR jika sudah booster vaksin ketiga. Yuk langsung ke faskes terdekat untuk booster, lumayan banget cuma beli tiket pesawat atau kereta apinya aja kan.      Seperti masa-masa libur lebaran sebelum pandemi, biasanya teman-teman yang punya ART di rumah akan ada cuti khusus untuk ART-nya (yang semoga ngga ditambah drama ngga mau balik kerja). Kebayang ya bersih-bersih rumah, kalau baju masih bisa laundry self service yang sehari bisa langsung kering dan menghemat waktu. Kalau ART? ada sih ART musiman ya, tapi apakah bisa dipercaya? Daripada jadi overthinking yu...

Islam dan Kecintaannya Pada Wanita


Kasus pemerkosaan yang terjadi di salah satu angkutan umum itu kini menjadi perhatian publik. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo yang mengatakan bahwa rok mini memicu aksi pemerkosaan pun mengundang berbagai macam reaksi. Ada yang setuju maupun tidak setuju. Pernyataan tersebut kemudian disusul dengan aksi yang berasal dari para wanita pengguna rok mini di Bundaran Hotel Indonesia (18/09/2011) yang tidak sepakat dengan pernyataan orang nomor satu di DKI Jakarta itu.  Mereka berpendapat bahwa tindak pemerkosaan di dalam angkutan tersebut bukan karena penggunaan rok mini yang wanita kenakan akan tetapi terjadi karena pikiran kotor yang terdapat dalam otak pelaku tindakan keji itu. Mereka mengatakan jangan mengatur terkait pakaian yang mereka gunakan akan tetapi meminta para laki-laki untuk menahan nafsu yang mungkin muncul ketika melihat para wanita menggunakan pakaian serba ‘minimalis’ itu dan menghukum pelaku tindak pemerkosaaan.
Melihat respon dari masyarakat terutama dari wanita pengguna rok mini itu, Fauzi Bowo pun meminta maaf akibat pernyataannya yang ternyata menyebabkan salah tafsir yang menyudutkan korban pemerkosaan. Dilihat dari sisi mana pun, akibat tidak mungkin terjadi tanpa adanya sebab. Sebab itulah yang kemudian memancing berbagai macam reaksi. Sayangnya, kita tidak pernah mengetahui seberapa besar reaksi yang akan terjadi sampai kita melihatnya langsung. Dalam hal ini penggunaan rok mini disalahkan karena mengundang niat jahat dari laki-laki yang belum dikenal tipikal sudut pandangnya terhadap sesuatu. Tindakan preventif dari perempuanlah yang kemudian dapat meminimalisasi tindakan asusila itu dapat diredam. Begitu banyak pendapat yang muncul mulai dari kaum perempuan yang biasa menggunakan rok yang dikatakan ‘mini’ dalam keseharian karena tuntutan pekerjaan hingga kaum feminis yang mengatakan bahwa penggunaan pakaian merupakan kebebasan perempuan dalam berindak dan mengungkapkan kepribadiannya.
Di balik semua pro kontra tersebut, sadarkah kita wahai perempuan muslim bahwa Allah telah begitu menyanyangi kita? Ia begitu melindungi perempuan dan kehormatannya. Ia begitu menyanyangi perempuan hingga Dalam Al-Quran tertulis:
“Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan-nya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra  saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka” ( QS. An Nur:31)
Allah memerintahkan kepada para wanita muslimah untuk menutup aurat sebagai bentuk melindungi diri dan menjaga kehormataan wanita tersebut. Itu hanyalah salah satu cara Allah melindungi kehormatan para wanita muslim. Secara khusus wanita diperingatkan bahwa hidup bukan hanya di dunia namun juga ada kehidupan lain setelah kita wafat, kehidupan dimana segala yang kita lakukan dipertanggungjawabkan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk surga, dan tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim, Babul Libas)
            Betapa Allah menginginkan kaum wanita untuk dapat menjaga diri dengan menutup aurat dan memperbaiki akhlak, mengetahui mana yang hak dan yang bathil, mengisi tempat-tempat di dalam surga-Nya karena ketakwaannya. Sungguh wanita adalah pengubah masa depan melalui anak-anak yang mereka kandung, lahirkan, dan mereka didik hingga menjadi penerus peradaban yang berakhlak dan berpedoman pada Al-Quran sebagai pedoman hidup agar tidak tersesat. Wanita mulia yang tunduk dan patuh akan perintah Allah subhanallahu wa ta’alla.
Tindak asusila merupakan kesalahan yang terjadinya akibat hubungan kausalitas. Mana mungkin menyalahkan korban pemerkosaan yang mempunyai status sebagai korban yang jelas-jelas mendapatkan perlakuan tidak manusiawi itu, tapi bagaimana mungkin ada suatu kejadian tanpa adanya sebab? Dalam kasus ini adalah penggunaan pakaian yang berstatus minimalis. Tentu pelaku tak akan bertindak jauh jika setiap personal mampu menjaga diri, menghindari hal-hal yang mengundang kejahatan terjadi pada diri sendiri. Jauh sebelum kasus pemerkosaan yang sedang marak dibicarakan itu terjadi,  jauh sebelum Gubernur DKI Jakarta melontarkan pernyataannya, Rasullullah telah mengingatkan:
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (HR. Tirmizy)
Allah pun mengingatkan kepada laki-laki dalam Al-Quran surat An-Nur: 30 :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".”
Sementara kepada para perempuan, Allah memerintahkan dalam Q.S. An-Nur: 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”
Dalam surat tersebut dituliskan bahwa laki-laki dan perempuan harus saling menjaga kehormatan dengan cara menahan pandangan dan memelihara kemaluannya yang rentan akan perbuatan zina. Dalam hadist juga tertulis bahwa:
“Telah ditetapkan atas setiap anak Adam bagian dari zina, zina mata adalah pandangannya, zina mulut adalah ucapannya, zina telinga adalah mendengarkannya, zina tangan adalah memegangnya, zina kaki adalah melangkah menemuinya, nafsunya berharap dan berselera, kemaluannya membenarkan atau mendustakannya. (HR. Ibnu Majah)
Begitu banyak peringatan bagi para wanita muslim untuk menjaga dirinya, menghiasi akhlaknya dengan pengetahuan tentang Islam secara lebih dalam sehingga dapat menghindari diri dari perbuatan yang menjerumuskan para wanita ke dalam nikmat dan syahwat duniawi. Begitu pun dengan laki-laki sebagai pemimpin bagi para perempuan. Hendaklah mereka menahan syahwatnya. Kepada para laki-laki beriman diperintahkan:
"Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu hendaklah dia menikah, karena yang demikian itu lebih menjaga pandangan dan lebih menjaga kemaluannya, dan barang siapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa, karena itu merupakan benteng baginya" (HR. Bukhari)
Sungguh Islam agama yang begitu mulia, memerintahkan umatnya untuk menjauhkan diri dari godaan syaithan yang menyesatkan. Begitu islam peduli dengan adab bergaul bagi perempuan dan laki-laki hingga diperintahkan untuk saling menahan pandang. Adakah kita pernah menyesali mengapa kita mengimani Allah dan menjadikan Islam sebagai agama yang kita anut? Semoga tidak pernah terlintas pikiran seperti itu karena Allah melalui Islam mengajarkan hamba-Nya untuk saling menyayangi di jalan yang Ia cintai. Cinta begitu mulai bagi Islam sehingga dalam menjalani cinta dengan cara yang mulia adalah dengan menikah, bukan dengan cara mengumbar aurat atau dengan menebar pesona semu kepada mata yang belum halal dan bukan mahrommu.
Wahai wanita muslimah yang Allah cintai, mengapa kau menganiaya diri sendiri dengan menampakkan auratmu kepada orang-orang yang bukan menjadi mahrommu? Bukankah tujuan kita, umat muslim adalah sama yaitu menggapai ridho Allah dalam kehidupan di dunia dan akhirat? Jagalah auratmu dengan menutupnya secara syar’i. Berjilbab syar’i bukan hanya menjadi identitas seorang muslimah akan tetapi juga melindungi diri dari segala keburukan yang mengintai di sekitar kita. Berpakaianlah selayaknya seorang wanita muslim yang memegang teguh perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Semua perjalanan menuju ketaatan itu memerlukan proses yang tidak mungkin dijalankan dalam waktu sehari atau dua hari namun merupakan proses yang memerlukan kontinuitas dalam pelaksanaannya. Mulailah dengan menutup auratmu sebab kematian itu tak pernah menunda kedatangannya. Bukankah kamu yang menginginkan menjadi penghuni surga yaitu wanita-wanita yang lebih indah dari bidadari-bidadari surga? Bergegaslah meraih cinta-Nya, meraih kasih sayang-Nya. Sungguh hanya pada Allah kita akan merasakan ketenangan dan hanya Allah sebaik-baiknya pelindung.
Sungguh tidak ada maksud untuk menyalahkan siapapun. Sebab laki-laki dan perempuan hakikatnya adalah manusia yang mempunyai hawa nafsu. Pembedanya adalah hanya bagaimana manusia itu mengelola hawa nafsunya menjadi sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Gubernur hanyalah sebuah status pekerjaan, di sudut kota atau bahkan di warung-warung kecil di jalan pun banyak laki-laki yang mungkin memperbincangkan kasus ini dan menyalahkan perempuan yang dianggap tidak dapat menghargai dirinya sendiri. Wanita berteriak-teriak meminta untuk dihargai namun dalam kesehariannya ia tidak menghargai dirinya dengan menggunakan ‘pakaian yang layak’ digunakan. Hargai dan hormatilah dirimu selayaknya kamu ingin dihormati dan dihargai. Bahaya itu mengintai wanita setiap saat, janganlah meminta untuk dijahati atau membuka kesempatan untuk dijahati karena tanpa memberikan kesempatan itu, kejahatan bisa saja menimpa para wanita dimanapun mereka berada. Wanita yang baik akan mendidik satu generasi dengan penuh kebaikan. Ini bukan lagi tentang menyalahkan siapa, namun bagaimana kita mencerdaskan diri sendiri dan mencerdaskan orang lain dengan tidak menyuguhkan hal-hal yang dapat mengundang aksi kejahatan. Percayalah wahai para wanita muslimah, bahwa menjaga dirimu dengan berjilbab syar'i dan menggunakan 'pakaian yang layak pakai' dapat memberikan rasa nyaman dan ketenangan ketika kita berpergian.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Cibubur Naik Apa?

Cibubur, salah satu daerah yang dapat di Jakarta yang mempunyai daya tarik. Sepanjang Jalan Alternatif Cibubur saja pintu masuk perumahan mewah sudah berbaris rapi di kanan dan kiri jalan, contohnya: Cibubur Residence, Raffles Hills, Mahogany, Puri Sriwedari, Kota Wisata, dan Legenda Wisata. Banyaknya perumahan yang menjamur di sana juga membuat sarana vital lainnya mulai bermunculan. Sarana vital tersebut antara lain sekolah milik swasta, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran berbagai macam rasa dan harga, serta sarana rekreasi seperti Taman Buah Mekarsari yang memang sudah ada sebelumnya dan water park atau kolam renang besar. Sarana tersebut dibuat tidak lain untuk memanjakan para penghuni perumahan tersebut serta warga Jakarta, Cikeas, Cileungsi, dan sekitarnya. Setidaknya mereka tak perlu ke pusat Jakarta untuk sekadar menikmati liburan.                 Banyaknya sarana vital yang berada di Ci...

Cara Mengurus Kartu BPJS-Kesehatan

Bismillahirrahmanirrahim             Tulisan saya kali ini berkaitan dengan salah satu fasilitas pemerintah, yaitu BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Program ini tentu mendapat banyak tanggapan, terutama dari para dokter di Indonesia. Dear para dokter, mohon maaf jika program ini (dengan segala biaya minimnya untuk berobat) membuat para dokter menghela napas agak panjang. Semoga Allah memberi kebaikan pada kalian.Ini gambar-gambar yang di-upload oleh beberapa follower dr.Ferdiriva, salah satu akun dokter yang saya follow .              Beberapa hari yang lalu, setelah menunda sedikit lama sambil menunggu waktu yang tepat untuk izin kerja, saya berhasil menyelesaikan misi dari Ibu untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan (selanjutnya saya sebut BPJS). Beberapa laman di internet saya himpun untuk mencari informasi selengkap-lengkapny...

Jalan-jalan Seru Si Bumil ke Malang

Februari ini menjadi bulan yang seru untuk saya, Kabay, dan suami. Sambil menyelam minum air, sambil suami kerja, istri ngikutin. Kami sekeluarga pindah sementara ke Surabaya karena suami sedang trainning. Hamil enam bulan dan menjadi keluarga kost ternyata seru juga. Hari pertama hijrah ke Surabaya setelah suami berangkat kerja saya pun agak bingung harus apa. Biasanya di rumah segambreng aktivitasnya, sekarang di kost Cuma duduk dan bobo unyu. Istirahat sejenak dari aktivitas istri. Tidak banyak tempat yang kami kunjungi di Surabaya, tetapi ada rencana besar di akhir pekan yaitu jalan-jalan ke Malang. Selama menjadi ibu hamil alias bumil, saya selalu menyesuaikan lama perjalanan dan aktivitas selama di luar rumah dengan alas kaki yang akan dipakai. Berhubung ke Malang merupakan perjalanan cukup jauh, lama, dan menyenangkan, saya memilih pakai sepatu dengan sol yang tidak tinggi. Alasannya, supaya ketika jalan agak lama, kaki si bumil tidak keseleo dan tidak perlu menahan bag...